Situbondi - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menghadirkan inovasi baru untuk memperpanjang masa kesegaran buah. Dengan inovasi teknologi bernama coating ini, kesegaran buah bisa diperpanjang hingga 4 minggu. Teknologi ini dihadirkan untuk meningkatkan nilai tambah pada buah produksi Indonesia.
Salah satunya, produksi mangga Indonesia yang saat ini sudah menduduki nomor empat di dunia, setelah India, China, dan Thailand. Data di tahun 2015 menunjukkan, bahwa mangga Indonesia jumlah produksinya mencapai 2,4 juta ton, atau setara dengan 5 persen dari produksi dunia.
"BPPT RI melakukan rekayasa teknologi coating buah, untuk memperpanjang masa kesegaran buah. Teknologi ini telah berhasil diterapkan pada tanaman mangga. Bisa tahan dan aman dikonsumsi hingga empat minggu," kata Kepala BPPT, Unggul Priyanto, dalam releasenya yang dikirim usai acara panen mangga di Kebun PT Trigatra Rajasa, Kecamatan Arjasa Situbondo, Selasa (7/11/2017).
Unggul menyebutkan, mangga Indonesia yang menduduki posisi ke 4 dunia, masih berpotensi besar untuk terus dikembangkan. Di antaranya dari peningkatan jumlah produksi, yang membutuhkan teknologi pasca panen yang mumpuni. Menurut nya, mangga dari Indonesia telah diekspor ke berbagai negara. Tetapi sejauh ini masih ada kendala dalam ekspor, yakni kontinuitas produksi.
Nah, untuk mensiasati persoalan tersebut, papar Unggul, hadirnya rekayasa coating diharapkan dapat membantu petani untuk memenuhi saat permintaan ekspor mengalami peningkatan. Meskipun belum waktunya musim mangga.
"Rekayasa teknologi coating buah mangga ini hadir sebagai solusi, dalam rangka menjaga kontinuitas ekspor mangga Indonesia ke negara lain," papar Unggul.
Dalam kesempatan tersebut, Unggul juga menandaskan pentingnya keseriusan dan kerjasama semua pihak, untuk menjaga kontinuitas produksi buah lainnya. Unggul yakin, teknologi coating dapat diterapkan untuk menjaga kesegaran buah buahan lain, yang juga berpotensi sebagai produk ekspor Indonesia.
"Potensi penerapan teknologi coating ini masih sangat besar, asal ada komitmen untuk diaplikasikan secara massal pada buah lainnya, yang menjadi komoditi ekspor, maupun konsumsi lokal. Butuh kerja sama dan sinergi semua pihak," tegas Unggul.
Sementara itu, Direktur PT Trigatra Rajasa, Sudarsono, menuturkan bahwa pihaknya bangga dapat menjadi mitra industri BPPT. Penerapan teknologi coating buah mangga ini dinilainya dapat mendukung peningkatan kinerja perusahaan.
Merinci teknologi coating ini, Deputi Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi BPPT, Eniya L. Dewi juga berkata, bahwa Mangga merupakan satu dari kalanganf jenis buah populer yang memiliki nilai komersial tinggi. Baik untuk konsumsi domestik maupun ekspor, dengan tingkat pertumbuhan konsumsi mencapai sekitar 11% per tahun.
Menurut dia, pulau Jawa merupakan pemasok utama buah mangga. Provinsi Jawa Timur menderma kontribusi 34% dengan varian komersial seperti Arum Manis dan Gedong Gincu. Eniya menuturkan, nilai ekspor mangga Indonesia baru sebesar 2, 2 juta USD atau hanya sekitar 0,1 persen nilai ekspor dunia senilai USD 2,1 miliar.
"Dikarenakan kurang baiknya penanganan sesudah panen mangga. Mulai dari penentuan waktu panen hingga pengangkutan atau distribusi yang mengakibatkan tingginya losses akibat kerusakan pada buah tersebut," urainya.
Buah mangga termasuk golongan buah klimaterik yang memiliki masa kesegaran buah yang pendek setelah dipanen. Sehingga penanganan pasca panen yang baik dapat memperpanjang daya simpan dan mutu buah segar dalam waktu yang cukup lama.
dalam hal ini, BPPT bekerjasama dengan PT Trigatra Rajasa menerapkan teknologi pasca panen guna memperpanjang masa kesegaran, masa pengiriman dan masa edar buah mangga. Menurut dia, saat ini BPPT melakukan verifikasi lapangan hasil uji di laboratorium, yang meliputi pengaruh perlakuan pre-cooling, desinfestasi, penyimpanan dingin, dan coating terhadap penampakan fisik (penampakan, kekerasan, susut bobot) dan fisiologi (laju respirasi dan transpirasi, tingkat kemanisan).
"Hasilnya didapatkan kesegaran buah mangga dapat bertahan hingga 4 minggu, dibandingkan dengan kontrol (tanpa perlakuan) yang hanya bertahan 7 hari," tandasnya.
0 coment�rios:
Posting Komentar