Ketidaektifan kalimat dapat disebabkan oleh beberapa faktor, faktor - faktor tersebut adalah :
1. Kontaminasi atau Keracunan
Kontaminasi ialah suatu gejala yang dalam bahasa indonesia diistilahkan dengan keracunan. Rancu artinya 'Kacau'.Jadi Keracunan artinya kekacauan. Sejalan dengan itu, kalimat yang rancu berati kalimat yang kacau atau kalimat yang susunanny atidak teratur sehingga informasinya sulit dipahami.
2. Pleonasme
Pleonasme berarti kata- kata yang berlebihan. Gejala Pleonasme muncul karena beberapa kemungkinan, antara lain, (1)pembicara tidak sadar, bahwa apa yang diucapkan itu mengandung sifat yang berlebih, (2)dituangkan bukan karena tidak sengaja, melainkan karena tidak tahu bahwa kata kata yang digunakan mengungkapkan pengertian yang berlebihan dan (3) dibuat dengan sengaja sebagai salah satu bentuk gaya bahasa untuk memberikan tekanan pada arti (Intensitas).
3. Ambiguitas
Kalimat yang memenuhi ketentuan tata bahasa, tetapi masih menimbulkan tafsiran ganda tidak termasuk kalimat yang efektif.
Contoh : Rumah sang jutawan yang aneh itu akan segera di jual
Pada kalimat terseut mengandung makna ambigu. frase yang aneh menerangkan kata rumah atau sang jutawan? Jika yang aneh menerangkan rumah, kata yang didapat dihilangkan kata aneh didekatkan pada kata rumah, lalu ditambahkan kata milik diantara aneh dan sang jutawan. sementara itu, jika yang aneh itu menerangkan sang jutawan , kata yang dapat dihilangkan sehingga makna kalimat tersebut menjadi jelas. Jika kalimat tersebut diperbaiki maka akan menjadi kalimat sebagai berikut :
*) Rumah aneh milik sang jutawan itu akan segera di jual.
**) Rumah sang jutawan yang aneh itu akan segera di jual.
4. Ketidakjelasan Unsur inti Kalimat
Suatu Kalimat yang baik memang harus mengandung unsur kalimat yang lengkap. Dlam hal ini kelengkapan unsur kalimat itu, sekurang kurangnya harus memenuhi dua hal, yaitu sebjek dan predikat. jika predikat kalimat itu berupa kata kerja transtitif, unsur kalimat yang disebut objek juga harus hadir. Unsure lain, yakni keterangan, kehadirannya bersifat sekunder atau tidak terlalu dipentingkan.
5. Kemumbaziran preposisi dan kata
Ketidakektifan kalimat sering disebabkan oleh pemakaian kata depan (Preposisi) yang tidak terlalu perlu. Keektifan dalam penggunaan bahasa, selain dapat dicapai melalui pemilihan kata yang tepat, dapat dilakukan dengan menghindari pemakaian kata yang mumbazir. kata mubazir dimaksud disini ialah kata yang kehadirannya tidak terlalu diperlukan sehingga jika dihilangkan tidak merubah makna yang ingin disampaikan.
6. Kesalahan nalar
Nalar menentukan apakah kalimat yang logis atau tidak. Nalar ialah aktifitas yang memungkinkan seseorang berpikir logis. jadi dalam bertutur atau menulis guanakan nalar sebaik baiknya sehingga dapat menghasilkan kalimat yang logis dan tepat makna serta efektif.
7. Ketidak tepatan Bentuk kata.
Sekarang ini, banyak kita temui bentuk kata yang menyimpang dari aturan yang ada. Misalnya : pengrusakan, pengluasan, perlawatan, dan perletakan.
Bentuk seperti itu timbul karena pengaruh bahasa jawa. Jadi dalm menulis atau bertutur perhatikan bentuk kata yang digunakan . Gunakanlah bentuk kata yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Hindakan kesalahan dalam memilih bentuk kata.
8. Ketidakpastian bentuk kata
Jika sebuah kata tidak dipahami maknanya, pemakaian pun mungkin tidak akan tepat. Hal itu akan menimbulkan keganjilan, kekaburan, dan salah tafsir. Disamping ketidaktepata makna yang menjadi penyebab ketidakektifan kalimat, hubungan kata dengan maknanya juga sering menimbulkan ketidakektifan kalimat, oleh karena itu kita harus memerhatikanya dengan cermat.
9. Pengaruh Bahasa Daerah
Banyak kata dari bahasa daerah masuk kedalam bahasa Indonesia, memperkaya perbendaharaan kat-katanya. Kata kata bahasa daerah yang sudah diserap ke dalam bahasa indonesia tampaknya tidak menjadi masalah jika digunakan dalam pemakaian bahasa sehari - hari . Akan tetapi bahasa daerah yang belum diterima ke dalam bahasa indonesia inilah yang perlu dihindari penggunaanya agar tidak menimbulkan kemacetan dalam berkomunikasi sehingga informasi yang disampaikan menjadi tidak efektif.
10. Pengaruh Bahasa asing
Dalam perkembanganya, bahasa indonesia tak lepas dari pengaruh bahasa lain, bahasa daerah ataupun bahasa asing. Pengaruh itu di satu sisi dapat memperbanyak khazanah bahasa indonesia, tetapi disisilain dapat juga menggangu kaidah tata bahasa indonesia sehingga menimbulkan ke tidakektifan kalimat.
0 coment�rios:
Posting Komentar